Ketika masyarakat kita sudah terlampau absurd untuk percaya bahwa segala kegilaan dan kekacauan atas tatanan yang ada tak lagi punya jalan alternatif, kami ada sebagai kelompok kecil manusia yang menolak untuk tunduk dalam kepasrahan. Fasisme dan kapitalisme menjadi dua wajah penindasan yang kini termanifestasikan dalam berbagai bentuk. Mereka hadir dalam bualan para representasi berkala pada liang lahat kotak suara, juga dalam tiap perampasan ruang hidup baik di pelosok desa atau sudut-sudut kampung kota, atau dalam tiap barisan iklan produk gaya hidup di perempatan jalan yang membual tentang hidup yang lebih baik dalam jurang konsumerisme. Menjadikan masyarakat kita laksana domba yang patuh pada gembala dan anjing penjaga di tengah kepungan serigala. Kami muak dengan segala kemonotonan hidup yang tak memberi pilihan lain selain untuk patuh dan mengkonsumsi. Kami tak ingin menjadi seperti para jebolan pekan orientasi mahasiswa yang bangga dengan rantai belenggu di tubuh mereka. Kami tak mau juga menjadi seperti para oportunis bau ompol atau para visioner yang terpaku pada masa depan dan melupakan realitas hari ini. Tak ada jalan kembali dan kami akan terus berlari dari dunia tua yang membuntuti. Dengan otonomi dan solidaritas, mari kita tentukan nasib sendiri.
Website: www.kolektifasalatiga.noblogs.org
Instagram: @kolektifasalatiga
Surel: kolektifasalatiga@gmail.com